Kini, sistem pembayaran tarif tol akan dimudahkan dengan adanya bayar tol nirsentuh atau yang dikenal sebagai Multi Lane Free Flow (MLFF). Penerapan sistem ini sehubungan diberlakukannya konsep intelligent toll road system oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
Teknologi pada MLFF bekerja dengan mengirim sinyal GPS yang dapat mendeteksi lokasi kendaraan, sehingga tak perlu lagi adanya gerbang tol sebab saldo akan terpotong secara otomatis sesuai dengan tarif jalan tol tertentu. Rancangan sistem ini akan dilakukan uji coba bertahap di enam ruas jalan tol pada awal tahun 2023 sebelum diterapkan penuh pada 2024 mendatang.
Diantaranya ruas jalan Tol Jagorawi, Tol Bali Mandara, Tol Dalam Kota, Tol Jakarta Cikampek, dan Tol JOR. Dalam uji coba ini, tidak disarankan untuk para pengguna kendaraan pribadi, sebab populasi kendaraan pribadi relatif lebih banyak sehingga berpotensi terjadinya margin error pada tahap awal. Nantinya, para pengguna tol tidak perlu lagi berhenti apalagi mengantre tapping kartu untuk bayar tol.
Ada tiga metode pembayaran yang bisa kita pilih, yaitu electronis on-board unit (E-OBU), on board unit (OBU), dan electronic route ticket.
Pada metode E-OBU kita hanya perlu mengunduh aplikasi di ponsel yakni aplikasi cantas, kemudian pengguna bisa memilih metode pembayarannya setelah melakukan registrasi data. Bagi kalian yang jarang bertukar kendaraan dan memiliki smartphone lebih disarankan menggunakan metode ini.
Sedikit berbeda dengan OBU yang mana kita bisa membeli perangkat OBU dan dapat ditempel di kendaraan kita masing-masing. Sehingga metode ini lebih diperuntukkan untuk kendaraan yang sering digunakan dengan pengemudi yang berbeda.
Sedangkan untuk menggunakan electronic route ticket, kita dapat dengan mudah membeli e-ticket di aplikasi atau situs resmi MLFF, dengan menentukan titik masuk dan titik keluar tol. Cara ini lebih direkomendasikan untuk kalian yang jarang berpergian menggunakan jalan tol.
Dalam menerapkan sistem baru ini, diperlukan kesiapan yang matang dari berbagai aspek, namun aspek infrastruktur telekomunikasi menjadi hal yang serius. Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan, "Perlu dipastikan infrastruktur mendukung. Sebab jika terkait ponsel, maka sinyal internet harus tersedia dengan baik. Jangan sampai sinyal tidak ada kemudian jadi kendala ketika melewati pintu tol,”.
Tentu kesiapan ini perlu diujicoba lebih dulu sampai betul-betul layak secara teknis, ekonomis, dan lainnya. Sehubungan dengan hal ini, PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) turut memastikan jaringannya sudah siap mendukung penerapan sistem MLFF. Saat ini jaringan XL Axiata sudah tercover di seluruh ruas tol dengan sinyal 4G. Diikuti juga dengan Telkomsel yang secara bertahap sedang memastikan seluruh kawasan tol terlayani dengan jaringan broadband terkini 5G yang dapat mendukung sistem transportasi digital yang lebih seamless seperti MLFF.
Seperti penuturan, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Muhamad Arif, menilai bahwa Indonesia saat ini telah siap menerapkan sistem MLFF dengan catatan sosialisasi yang harus masif agar masyarakat dapat memahami cara pengunaannya. Harapannya sistem MLFF ini dapat mengurangi angka kemacetan di tol mengingat adanya antrean tapping kartu saat pembayaran khususnya saat mudik lebaran.
Dengan begitu, bayar tol nirsetuh ini akan melahirkan berbagai perubahan yang sangat besar yakni antrean menjadi 0 detik yang sebelumnya membutuhkan waktu maksimal 10 detik dengan pembayaran tol elektronik (e-money). Manfaat lainnya antara lain meminimalisir bahan bakar kendaraan, efisiensi waktu transaksi, dan biaya operasional. Namun disamping itu potensi pelanggaran juga rentan terjadi, pelaku non-buying customer atau konsumen yang tidak membayar dikhawatirkan banyak bermunculan karena tidak ada lagi gerbang tol.
Artikel Terpopuler
Mengenal MLFF : Sistem Bayar Tol Nirsentuh Yang Siap Gantikan Kartu E-Toll
3 Jenis Sparepart Mobil Menurut Kualitasnya, Kenali Biar Tak Terkecoh
4 Spare Part Mobil yang Harus Diganti Setelah Lama PSBB
Artikel Terbaru
Mengenal MLFF : Sistem Bayar Tol Nirsentuh Yang Siap Gantikan Kartu E-Toll
Kini, sistem pembayaran tarif tol akan dimudahkan dengan adanya bayar tol nirsentuh atau yang dikenal sebagai Multi Lane Free Flow (MLFF). Penerapan sistem ini sehubungan diberlakukannya konsep intelligent toll road system oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
Teknologi pada MLFF bekerja dengan mengirim sinyal GPS yang dapat mendeteksi lokasi kendaraan, sehingga tak perlu lagi adanya gerbang tol sebab saldo akan terpotong secara otomatis sesuai dengan tarif jalan tol tertentu. Rancangan sistem ini akan dilakukan uji coba bertahap di enam ruas jalan tol pada awal tahun 2023 sebelum diterapkan penuh pada 2024 mendatang.
Diantaranya ruas jalan Tol Jagorawi, Tol Bali Mandara, Tol Dalam Kota, Tol Jakarta Cikampek, dan Tol JOR. Dalam uji coba ini, tidak disarankan untuk para pengguna kendaraan pribadi, sebab populasi kendaraan pribadi relatif lebih banyak sehingga berpotensi terjadinya margin error pada tahap awal. Nantinya, para pengguna tol tidak perlu lagi berhenti apalagi mengantre tapping kartu untuk bayar tol.
Ada tiga metode pembayaran yang bisa kita pilih, yaitu electronis on-board unit (E-OBU), on board unit (OBU), dan electronic route ticket.
Pada metode E-OBU kita hanya perlu mengunduh aplikasi di ponsel yakni aplikasi cantas, kemudian pengguna bisa memilih metode pembayarannya setelah melakukan registrasi data. Bagi kalian yang jarang bertukar kendaraan dan memiliki smartphone lebih disarankan menggunakan metode ini.
Sedikit berbeda dengan OBU yang mana kita bisa membeli perangkat OBU dan dapat ditempel di kendaraan kita masing-masing. Sehingga metode ini lebih diperuntukkan untuk kendaraan yang sering digunakan dengan pengemudi yang berbeda.
Sedangkan untuk menggunakan electronic route ticket, kita dapat dengan mudah membeli e-ticket di aplikasi atau situs resmi MLFF, dengan menentukan titik masuk dan titik keluar tol. Cara ini lebih direkomendasikan untuk kalian yang jarang berpergian menggunakan jalan tol.
Dalam menerapkan sistem baru ini, diperlukan kesiapan yang matang dari berbagai aspek, namun aspek infrastruktur telekomunikasi menjadi hal yang serius. Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan, "Perlu dipastikan infrastruktur mendukung. Sebab jika terkait ponsel, maka sinyal internet harus tersedia dengan baik. Jangan sampai sinyal tidak ada kemudian jadi kendala ketika melewati pintu tol,”.
Tentu kesiapan ini perlu diujicoba lebih dulu sampai betul-betul layak secara teknis, ekonomis, dan lainnya. Sehubungan dengan hal ini, PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) turut memastikan jaringannya sudah siap mendukung penerapan sistem MLFF. Saat ini jaringan XL Axiata sudah tercover di seluruh ruas tol dengan sinyal 4G. Diikuti juga dengan Telkomsel yang secara bertahap sedang memastikan seluruh kawasan tol terlayani dengan jaringan broadband terkini 5G yang dapat mendukung sistem transportasi digital yang lebih seamless seperti MLFF.
Seperti penuturan, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Muhamad Arif, menilai bahwa Indonesia saat ini telah siap menerapkan sistem MLFF dengan catatan sosialisasi yang harus masif agar masyarakat dapat memahami cara pengunaannya. Harapannya sistem MLFF ini dapat mengurangi angka kemacetan di tol mengingat adanya antrean tapping kartu saat pembayaran khususnya saat mudik lebaran.
Dengan begitu, bayar tol nirsetuh ini akan melahirkan berbagai perubahan yang sangat besar yakni antrean menjadi 0 detik yang sebelumnya membutuhkan waktu maksimal 10 detik dengan pembayaran tol elektronik (e-money). Manfaat lainnya antara lain meminimalisir bahan bakar kendaraan, efisiensi waktu transaksi, dan biaya operasional. Namun disamping itu potensi pelanggaran juga rentan terjadi, pelaku non-buying customer atau konsumen yang tidak membayar dikhawatirkan banyak bermunculan karena tidak ada lagi gerbang tol.
3 Jenis Sparepart Mobil Menurut Kualitasnya, Kenali Biar Tak Terkecoh
Dalam mengurus mobil yang Anda miliki, menggunakan jasa bengkel resmi dan sparepart yang berkualitas akan jadi kuncinya. Namun demikian tak jarang Anda dihadapkan pada pilihan jenis sparepart mobil mana yang Anda gunakan, ketika onderdil yang ada tidak dapat memenuhi kebutuhan servis mobil. Tapi sebenarnya ada berapa jenis sparepart mobil jika dilihat dari kualitasnya?.
Secara umum, hampir semua produk terbagi dalam beberapa tingkat kualitas berbeda, demikian pula suku cadang mobil. Ada yang disebut dengan original equipment manufacturer, kemudian non-pabrikan atau aftermarket, serta komponen bersifat tiruan atau biasa disebut KW (kualitas, yang masih memiliki tingkatannya sendiri).
Nah untuk mengenalinya, mari kita simak jenis sparepart mobil berikut ini.
1. Komponen OEM atau Original Komponen ini memegang derajat paling tinggi untuk sisi kualitas dan keterjaminan.
Original equipment manufacturer merupakan komponen sparepart asli yang diproduksi secara resmi oleh pabrikan atau mitra bisnis brand, untuk menyuplai kebutuhan servis.
2. Komponen Non-Pabrikan atau Aftermarket
Jenis kedua adalah non-pabrikan atau aftermarket, yang merupakan sparepart dengan kualitas tertentu namun bukan diproduksi oleh pabrik resmi brand mobil atau mitra bisnisnya. Meski tak bisa dikatakan sebagai sparepart resmi, namun bukan berarti kualitasnya bisa disepelekan.
3. Jenis Sparepart Mobil KW Nah terakhir adalah jenis sparepart mobil KW atau barang tiruan.
Jelas dari segi harga dan kualitas barang KW ini lebih rendah daripada barang asli. Namun demikian barang-barang ini bisa tetap menjalankan fungsi utamanya, meski tak memiliki daya tahan atau kualitas asli produk.
Di pasar, penggolongan barang KW ini masih dipecah lagi ke beberapa kategori berbeda. KW Super, KW 1, KW 2, dan seterusnya, tergantung dengan kualitas replikasi yang ada pada produk sparepart. Meski bengkel biasanya tak merekomendasikan produk ini, namun jika terpaksa produk tersebut masih bisa jadi solusi sementara. Itu tadi penjelasan mengenai 3 jenis sparepart mobil yang ada di pasar. Tentu, dalam prakteknya, Anda bisa meminta saran dan rekomendasi dari bengkel kepercayaan Anda, untuk mendapatkan solusi terbaik untuk kondisi mobil dan dompet Anda.
4 Spare Part Mobil yang Harus Diganti Setelah Lama PSBB
Ngerasa nggak sih, mobil yang kamu pakai ternyata kondisinya nggak nyaman saat dikendarai? Mungkin gara-gara kelamaan nggak dipakai selama PSBB sepertinya. Kalau gitu, ada baiknya kamu mengecek kondisi spare part mobil milikmu. Siapa tahu ada spare part mobil yang kondisinya rusak dan harus diganti.
Kalau merk mobilmu Mitsubishi, kamu bisa memanfaatkan layanan home service yang dimiliki oleh Mitsubishi sendiri. Biar mekanik resmi Mitsubishi yang datang ke rumah kamu dan mengecek kondisi spare part-nya. Tapi meski kamu tidak tahu apapun tentang mesin dan spare part mobil, ada baiknya kamu mencari tahu nama-nama spare part, fungsi, dan harganya agar kamu bisa membuat kalkulasi pribadi terkait pengeluaran yang harus kamu alokasikan untuk perawatan mobil nanti.
Dalam artikel ini, kamu akan dikenalkan dengan beberapa spare part mobil yang terbilang penting dan harus kamu cek kondisinya dengan rutin. Apa saja spare part-nya? Yuk dicek!
1. Rutinlah Mengganti Oli Mesin dan Filter Oli
Semua kendaraan harus memiliki pelumas, dalam hal ini, oli, agar bagian dalam mesin bisa bekerja dengan baik dan bisa meminimalisasi kerusakan akibat benturan antar komponen mesin. Maka dari itu, sering-seringlah mengganti oli mesin dan filter oli mobilmu ya.
2. Cek Kondisi Spare Part Busi Mobil dan Ganti Bila Rusak
Busi adalah suku cadang atau spare part mobil yang berfungsi untuk memantik api supaya terjadi proses pembakaran di dalam mesin agar mobil bisa hidup. Kalau saat proses pengecekan ditemukan bahwa kondisi busi bermasalah, lebih baik kamu mengganti busi lama dengan busi baru agar mobil bisa hidup.
3. Ganti Spare Part Aki Mobil
Kalau spare part aki mobil bermasalah, gejalanya bisa digambarkan seperti ini; saat kamu mau start mobil, mobil tidak mau menyala. Hal ini terjadi karena dinamo ampere yang telah mengaliri listrik ke aki mengalami masalah dimana akinya rusak, sehingga tidak ada aliran listrik menuju dinamo starter. Alhasil mobil tidak bisa hidup. Selain tidak bisa menghidupkan mesin, ada kemungkinan lampu dan klakson mobil juga tidak akan berfungsi. Satu spare part yang rusak, fitur lainnya nggak berfungsi juga. So, untuk mengatasinya, kamu harus mengganti spare part aki lama milikmu dengan yang baru.
4. Ganti Kanvas Rem Mobil agar Terhindar dari Kecelakaan Akibat Rem Bermasalah
Spare part yang harus kamu ganti setelah mobil lama tidak dipakai adalah kanvas rem. Fungsi kanvas rem adalah sebagai alat yang membantu mobil dalam proses pengereman. Kalau kanvas rem habis atau aus, maka bisa membahayakan pengendara lain atau bahkan menabrak pejalan kaki. Tentu kamu tidak mau hal tidak menyenangkan ini terjadi padamu, bukan? Maka dari itu, rutin-rutinlah mengganti spare part kanvas rem ini agar kamu bisa mengerem saat berkendara di jalan.
Nah, itu tadi ulasan megenai spare part mobil apa saja yang harus kamu ganti. Sekarang, kamu jadi tahu, bagian mana saja yang akan dilakukan pengecekan saat mobil dibawa ke bengkel terdekat dari rumahmu dan sudah tahu berapa nominal uang yang harus kamu keluarkan.
Penulis: Rausyan
Jangan Asal Copot-Pasang Ban, Ini Teknik Rotasi Ban yang Benar!
Ban pada mobil merupakan bagian yang tak kalah penting untuk dilakukan perawatan secara berkala. Rotasi ban mobil menjadi salah satu hal yang perlu Anda perhatikan agar pengalaman berkendara lebih aman dan nyaman.
Rotasi ban adalah menukar posisi ban yang awalnya berada di depan menjadi di belakang, atau sebaliknya. Karena umumnya, ban depan memiliki usia pemakaian yang lebih pendek dibandingkan dengan ban belakang karena roda depan berkaitan dengan mekanisme pengemudi.
Sehingga rotasi ban ini berfungsi untuk membantu menyamaratakan ke ausan pada ban mobil. Tingkat aus yang berbeda disebabkan karena penggunaan ban depan dan belakang yang berbeda. Ban yang tidak dilakukan rotasi ketika sudah aus akan mengalami usia pemakaian yang tidak akan bertahan lama. Sehingga merotasi ban berfungsi untuk menambah usia pemakaian ban menjadi lebih panjang. Umumnya rotasi ban dilakukan setiap 8000 - 10.000 KM atau tergantung dari kondisi telapak ban.
Ada 2 Teknik rotasi ban yaitu Rotasi Ban Penggerak Belakang RWD dan Ban Penggerak Depan FWD
Pertama, teknik rotasi ban penggerak depan (FWD)
Yang kedua, teknik rotasi ban belakang (RWD)
Nah, udah tau kan cara rotasi ban mobil yang benar? Mulai sekarang jangan lupa rotasi ban mobil kamu, ya!
Bukan Sekedar Injakan di Kaki! Begini Cara Kerja Rem Mobil yang Perlu Kamu Ketahui!
Pengereman merupakan komponen penting untuk memastikan keamanan berkendara bagi para pengemudi.
Ada 3 hal penting loh yang harus kamu ketahui tentang rem pada Mobil!
Cara kerja yang pertama adanya perpindahan titik pusat gravitasi. Ketika mobil bergerak, gesekan antara ban roda bagian luar dengan permukaan jalan membantu mengurangi kecepatan, dan saat pedal rem diinjak, titik pusat gravitasi kendaraan bergeser ke rem yang sedang berfungsi, biasanya dimulai dari roda depan dan berlanjut ke roda belakang, sehingga mobil dapat berhenti sepenuhnya.
Yang kedua, perubahan energi gerak/kinetik menjadi energi panas. Rem mobil mengubah energi kinetik menjadi energi panas melalui gesekan antara ban roda dan jalan, namun mobil tidak berhenti instan karena mesin masih mempertahankan sebagian gaya kinetiknya.
Yang ketiga, prinsip tekanan hidrolik. Saat menginjak pedal rem mobil, tekanan pada tuas rem menggerakkan piston di master silinder, mengisi sistem pipa dengan cairan hidrolik, yang kemudian disalurkan ke silinder roda, memanfaatkan tekanan hidrolik dan kekuatan kaki pengemudi untuk melakukan pengereman hingga mobil berhenti, dapat melibatkan rem cakram atau tromol. Tekanan hidrolik perlu dibantu dengan tekanan kaki ketika menekan pedal rem, sehingga ban dapat berhenti dengan baik.
Setelah tau cara kerja rem pada mobil, pastikan pakai komponen pengereman yang #pastiORI di Ninuninu!
Kini, sistem pembayaran tarif tol akan dimudahkan dengan adanya bayar tol nirsentuh atau yang dikenal sebagai Multi Lane Free Flow (MLFF). Penerapan sistem ini sehubungan diberlakukannya konsep intelligent toll road system oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
Teknologi pada MLFF bekerja dengan mengirim sinyal GPS yang dapat mendeteksi lokasi kendaraan, sehingga tak perlu lagi adanya gerbang tol sebab saldo akan terpotong secara otomatis sesuai dengan tarif jalan tol tertentu. Rancangan sistem ini akan dilakukan uji coba bertahap di enam ruas jalan tol pada awal tahun 2023 sebelum diterapkan penuh pada 2024 mendatang.
Diantaranya ruas jalan Tol Jagorawi, Tol Bali Mandara, Tol Dalam Kota, Tol Jakarta Cikampek, dan Tol JOR. Dalam uji coba ini, tidak disarankan untuk para pengguna kendaraan pribadi, sebab populasi kendaraan pribadi relatif lebih banyak sehingga berpotensi terjadinya margin error pada tahap awal. Nantinya, para pengguna tol tidak perlu lagi berhenti apalagi mengantre tapping kartu untuk bayar tol.
Ada tiga metode pembayaran yang bisa kita pilih, yaitu electronis on-board unit (E-OBU), on board unit (OBU), dan electronic route ticket.
Pada metode E-OBU kita hanya perlu mengunduh aplikasi di ponsel yakni aplikasi cantas, kemudian pengguna bisa memilih metode pembayarannya setelah melakukan registrasi data. Bagi kalian yang jarang bertukar kendaraan dan memiliki smartphone lebih disarankan menggunakan metode ini.
Sedikit berbeda dengan OBU yang mana kita bisa membeli perangkat OBU dan dapat ditempel di kendaraan kita masing-masing. Sehingga metode ini lebih diperuntukkan untuk kendaraan yang sering digunakan dengan pengemudi yang berbeda.
Sedangkan untuk menggunakan electronic route ticket, kita dapat dengan mudah membeli e-ticket di aplikasi atau situs resmi MLFF, dengan menentukan titik masuk dan titik keluar tol. Cara ini lebih direkomendasikan untuk kalian yang jarang berpergian menggunakan jalan tol.
Dalam menerapkan sistem baru ini, diperlukan kesiapan yang matang dari berbagai aspek, namun aspek infrastruktur telekomunikasi menjadi hal yang serius. Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan, "Perlu dipastikan infrastruktur mendukung. Sebab jika terkait ponsel, maka sinyal internet harus tersedia dengan baik. Jangan sampai sinyal tidak ada kemudian jadi kendala ketika melewati pintu tol,”.
Tentu kesiapan ini perlu diujicoba lebih dulu sampai betul-betul layak secara teknis, ekonomis, dan lainnya. Sehubungan dengan hal ini, PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) turut memastikan jaringannya sudah siap mendukung penerapan sistem MLFF. Saat ini jaringan XL Axiata sudah tercover di seluruh ruas tol dengan sinyal 4G. Diikuti juga dengan Telkomsel yang secara bertahap sedang memastikan seluruh kawasan tol terlayani dengan jaringan broadband terkini 5G yang dapat mendukung sistem transportasi digital yang lebih seamless seperti MLFF.
Seperti penuturan, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Muhamad Arif, menilai bahwa Indonesia saat ini telah siap menerapkan sistem MLFF dengan catatan sosialisasi yang harus masif agar masyarakat dapat memahami cara pengunaannya. Harapannya sistem MLFF ini dapat mengurangi angka kemacetan di tol mengingat adanya antrean tapping kartu saat pembayaran khususnya saat mudik lebaran.
Dengan begitu, bayar tol nirsetuh ini akan melahirkan berbagai perubahan yang sangat besar yakni antrean menjadi 0 detik yang sebelumnya membutuhkan waktu maksimal 10 detik dengan pembayaran tol elektronik (e-money). Manfaat lainnya antara lain meminimalisir bahan bakar kendaraan, efisiensi waktu transaksi, dan biaya operasional. Namun disamping itu potensi pelanggaran juga rentan terjadi, pelaku non-buying customer atau konsumen yang tidak membayar dikhawatirkan banyak bermunculan karena tidak ada lagi gerbang tol.
Artikel Terpopuler
Mengenal MLFF : Sistem Bayar Tol Nirsentuh Yang Siap Gantikan Kartu E-Toll
Kini, sistem pembayaran tarif tol akan dimudahkan dengan adanya bayar tol nirsentuh atau yang dikenal sebagai Multi Lane Free Flow (MLFF). Penerapan sistem ini sehubungan diberlakukannya konsep intelligent toll road system oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
Teknologi pada MLFF bekerja dengan mengirim sinyal GPS yang dapat mendeteksi lokasi kendaraan, sehingga tak perlu lagi adanya gerbang tol sebab saldo akan terpotong secara otomatis sesuai dengan tarif jalan tol tertentu. Rancangan sistem ini akan dilakukan uji coba bertahap di enam ruas jalan tol pada awal tahun 2023 sebelum diterapkan penuh pada 2024 mendatang.
Diantaranya ruas jalan Tol Jagorawi, Tol Bali Mandara, Tol Dalam Kota, Tol Jakarta Cikampek, dan Tol JOR. Dalam uji coba ini, tidak disarankan untuk para pengguna kendaraan pribadi, sebab populasi kendaraan pribadi relatif lebih banyak sehingga berpotensi terjadinya margin error pada tahap awal. Nantinya, para pengguna tol tidak perlu lagi berhenti apalagi mengantre tapping kartu untuk bayar tol.
Ada tiga metode pembayaran yang bisa kita pilih, yaitu electronis on-board unit (E-OBU), on board unit (OBU), dan electronic route ticket.
Pada metode E-OBU kita hanya perlu mengunduh aplikasi di ponsel yakni aplikasi cantas, kemudian pengguna bisa memilih metode pembayarannya setelah melakukan registrasi data. Bagi kalian yang jarang bertukar kendaraan dan memiliki smartphone lebih disarankan menggunakan metode ini.
Sedikit berbeda dengan OBU yang mana kita bisa membeli perangkat OBU dan dapat ditempel di kendaraan kita masing-masing. Sehingga metode ini lebih diperuntukkan untuk kendaraan yang sering digunakan dengan pengemudi yang berbeda.
Sedangkan untuk menggunakan electronic route ticket, kita dapat dengan mudah membeli e-ticket di aplikasi atau situs resmi MLFF, dengan menentukan titik masuk dan titik keluar tol. Cara ini lebih direkomendasikan untuk kalian yang jarang berpergian menggunakan jalan tol.
Dalam menerapkan sistem baru ini, diperlukan kesiapan yang matang dari berbagai aspek, namun aspek infrastruktur telekomunikasi menjadi hal yang serius. Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan, "Perlu dipastikan infrastruktur mendukung. Sebab jika terkait ponsel, maka sinyal internet harus tersedia dengan baik. Jangan sampai sinyal tidak ada kemudian jadi kendala ketika melewati pintu tol,”.
Tentu kesiapan ini perlu diujicoba lebih dulu sampai betul-betul layak secara teknis, ekonomis, dan lainnya. Sehubungan dengan hal ini, PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) turut memastikan jaringannya sudah siap mendukung penerapan sistem MLFF. Saat ini jaringan XL Axiata sudah tercover di seluruh ruas tol dengan sinyal 4G. Diikuti juga dengan Telkomsel yang secara bertahap sedang memastikan seluruh kawasan tol terlayani dengan jaringan broadband terkini 5G yang dapat mendukung sistem transportasi digital yang lebih seamless seperti MLFF.
Seperti penuturan, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Muhamad Arif, menilai bahwa Indonesia saat ini telah siap menerapkan sistem MLFF dengan catatan sosialisasi yang harus masif agar masyarakat dapat memahami cara pengunaannya. Harapannya sistem MLFF ini dapat mengurangi angka kemacetan di tol mengingat adanya antrean tapping kartu saat pembayaran khususnya saat mudik lebaran.
Dengan begitu, bayar tol nirsetuh ini akan melahirkan berbagai perubahan yang sangat besar yakni antrean menjadi 0 detik yang sebelumnya membutuhkan waktu maksimal 10 detik dengan pembayaran tol elektronik (e-money). Manfaat lainnya antara lain meminimalisir bahan bakar kendaraan, efisiensi waktu transaksi, dan biaya operasional. Namun disamping itu potensi pelanggaran juga rentan terjadi, pelaku non-buying customer atau konsumen yang tidak membayar dikhawatirkan banyak bermunculan karena tidak ada lagi gerbang tol.
Artikel Terbaru
Mengenal MLFF : Sistem Bayar Tol Nirsentuh Yang Siap Gantikan Kartu E-Toll
Kini, sistem pembayaran tarif tol akan dimudahkan dengan adanya bayar tol nirsentuh atau yang dikenal sebagai Multi Lane Free Flow (MLFF). Penerapan sistem ini sehubungan diberlakukannya konsep intelligent toll road system oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
Teknologi pada MLFF bekerja dengan mengirim sinyal GPS yang dapat mendeteksi lokasi kendaraan, sehingga tak perlu lagi adanya gerbang tol sebab saldo akan terpotong secara otomatis sesuai dengan tarif jalan tol tertentu. Rancangan sistem ini akan dilakukan uji coba bertahap di enam ruas jalan tol pada awal tahun 2023 sebelum diterapkan penuh pada 2024 mendatang.
Diantaranya ruas jalan Tol Jagorawi, Tol Bali Mandara, Tol Dalam Kota, Tol Jakarta Cikampek, dan Tol JOR. Dalam uji coba ini, tidak disarankan untuk para pengguna kendaraan pribadi, sebab populasi kendaraan pribadi relatif lebih banyak sehingga berpotensi terjadinya margin error pada tahap awal. Nantinya, para pengguna tol tidak perlu lagi berhenti apalagi mengantre tapping kartu untuk bayar tol.
Ada tiga metode pembayaran yang bisa kita pilih, yaitu electronis on-board unit (E-OBU), on board unit (OBU), dan electronic route ticket.
Pada metode E-OBU kita hanya perlu mengunduh aplikasi di ponsel yakni aplikasi cantas, kemudian pengguna bisa memilih metode pembayarannya setelah melakukan registrasi data. Bagi kalian yang jarang bertukar kendaraan dan memiliki smartphone lebih disarankan menggunakan metode ini.
Sedikit berbeda dengan OBU yang mana kita bisa membeli perangkat OBU dan dapat ditempel di kendaraan kita masing-masing. Sehingga metode ini lebih diperuntukkan untuk kendaraan yang sering digunakan dengan pengemudi yang berbeda.
Sedangkan untuk menggunakan electronic route ticket, kita dapat dengan mudah membeli e-ticket di aplikasi atau situs resmi MLFF, dengan menentukan titik masuk dan titik keluar tol. Cara ini lebih direkomendasikan untuk kalian yang jarang berpergian menggunakan jalan tol.
Dalam menerapkan sistem baru ini, diperlukan kesiapan yang matang dari berbagai aspek, namun aspek infrastruktur telekomunikasi menjadi hal yang serius. Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan, "Perlu dipastikan infrastruktur mendukung. Sebab jika terkait ponsel, maka sinyal internet harus tersedia dengan baik. Jangan sampai sinyal tidak ada kemudian jadi kendala ketika melewati pintu tol,”.
Tentu kesiapan ini perlu diujicoba lebih dulu sampai betul-betul layak secara teknis, ekonomis, dan lainnya. Sehubungan dengan hal ini, PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) turut memastikan jaringannya sudah siap mendukung penerapan sistem MLFF. Saat ini jaringan XL Axiata sudah tercover di seluruh ruas tol dengan sinyal 4G. Diikuti juga dengan Telkomsel yang secara bertahap sedang memastikan seluruh kawasan tol terlayani dengan jaringan broadband terkini 5G yang dapat mendukung sistem transportasi digital yang lebih seamless seperti MLFF.
Seperti penuturan, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Muhamad Arif, menilai bahwa Indonesia saat ini telah siap menerapkan sistem MLFF dengan catatan sosialisasi yang harus masif agar masyarakat dapat memahami cara pengunaannya. Harapannya sistem MLFF ini dapat mengurangi angka kemacetan di tol mengingat adanya antrean tapping kartu saat pembayaran khususnya saat mudik lebaran.
Dengan begitu, bayar tol nirsetuh ini akan melahirkan berbagai perubahan yang sangat besar yakni antrean menjadi 0 detik yang sebelumnya membutuhkan waktu maksimal 10 detik dengan pembayaran tol elektronik (e-money). Manfaat lainnya antara lain meminimalisir bahan bakar kendaraan, efisiensi waktu transaksi, dan biaya operasional. Namun disamping itu potensi pelanggaran juga rentan terjadi, pelaku non-buying customer atau konsumen yang tidak membayar dikhawatirkan banyak bermunculan karena tidak ada lagi gerbang tol.